Postingan

SEKILAS TENTANG SANGGAR SIRADJUDDIN GOWA

Gambar
  Sanggar Siradjuddin didirikan sejak tanggal 16 November 1984 di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan oleh seorang budayawan yang bernama H.M Siradjuddin Bantang yang sekaligus sebagai pimpinan dari sanggar tersebut. Pada awalnya Sanggar Siradjuddin bernama Pusat Latihan Sanggar Siradjuddin, kemudian pada tahun 1993 sanggar tersebut berubah nama menjadi Sanggar Siradjuddin. Dalam perjalanan sejarahnya, Keberadaan Sanggar Siradjuddin cukup dikenal dikalangan masyarakat daerah sekitarnya maupun provinsi lain pada umumnya, bahkan merambah sampai ke luar negeri Sruktur organisasi yang terbentuk menempatkan beberapa personil yang profesional di bidangnya. Begitu pula dengan jumlah keanggotaan yang ada di dalamnya menunjukkan antusias yang cukup tinggi terhadap program-program kegiatan yang dikemas oleh Sanggar Siradjuddin. Sejak didirikan Sanggar Siradjuddin telah mengelola berbagai macam event baik dalam maupun luar negeri. Antara lain : Bersama beberapa Seniman se Indonesia Men

H. M. Siradjuddin Bantang Sang Maestro

Gambar
Lahir tanggal, 16 Nopember 1946 di desa Gantarang Taeng Gowa.  1965 tamat SMA Negeri Sungguminasa, selanjutnya autodidak.  1967 menjadi pegawai Kebudayaan Gowa.  1970 menjadi guru di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia Makassar.  1975 tergabung dengan Kesenian Indonesia mengadakan pertunjukan Workshop di Perth, Adelaide, Cambera, Brisbane, Sydney, Melbourne, Australia.  1986 mengikuti Expo 86 [8 bulan] di Vancouver Britis Of Colombia di Canada.  1986 mengadakan Workshop di Toronto, Montreal dan Ottawa Canada.  1986 mengikuti American Dance Festival di Durham North Carolina Amerika Serikat.  1988 mengikuti Asian Festival dan seminar seni di Hongkong. 1993 mengikuti European Fesitival dan mengadakan workshop tari di Vienna Austria, Paris Perancis, Geneva Swiss, Basel Jerman, Berlin Jerman, Boon Jerman, Bochum Jerman.  1995 mengikuti Expo Singapura di Singapura.  1996 mengikuti pergelaran bersama Aborigin di Elcho Island Australia.  1999 mengikuti Festival of Darwin di Darwin Australia. 

20 Fakta Sejarah Kerajaan Gowa dalam dan Luar Negeri

1).Pemilik Benteng Pertahanan       terbanyak di Indonesia Untuk memperkuat Pertahanan militer dan  menjamin keamanan maka dibangunlah berbagai benteng. Dalam beberapa sumber sejarah menyebutkan kalau Raja Gowa yang ke-IX Karaeng Tumapakrisiq Kallonna yang mengawali pembangunan benteng dikerajaan Gowa.  14 benteng milik kerajaan Gowa Tallo yaitu; 1.Benteng Somba Opu 2.Benteng Tallo 3.Benteng Ujung Pandang 4.Benteng Garassi 5.Benteng Sanrobone 6.Benteng Mariso 7.Benteng Ujung Tanah 8.Benteng Bontomarannu 9.Benteng Panakkukang 10.Benteng Bayoa 11.Benteng Barombong 12.Benteng Kale Gowa 13.Benteng Ana Gowa 14.Benteng Galesong  14 buah benteng yang dibangun pada masa kejayaan kerajaan Gowa Tallo, saat ini berada pada 3 wilayah daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan, yaitu Kotamadya Makassar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar. Lebih spesial lagi, seluruh benteng milik kerajaan Gowa Tallo ini dibangun oleh orang-orang Makassar sendiri, tidak kebanyakan benteng pertahanan yang ada di Indones

I MALLULUANG DAENG PALALLO

Gambar
  Raja Gowa ke 32 tahun 1826 - 1893 (66 tahun). Wafat 30 Januari 1893. I Kumala Krg Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Muhammad Aidid Tumenanga Ri Kakuasanna menikahi Seno Krg Lakiung melahirkan Raja Gowa ke 33 (1893 - 1895) I Mallingkaang Dg Manyonri Krg Katangka Sultan Muhammad Idris Tumenanga Ri Kalabbiranna. I Mallingkaang Dg Manyonri memiliki beberapa isteri. Salah satu yang dinikahinya adalah I St.Habiba Dg Nisanga Karaengta Bonto Jai. I St.Habiba Dg Nisanga puteri I Magguliga Dg Matinring Karaenta Kaballokang Barombong bersama isterinya I Manginratu Dg Ke'nang Krg Galesong. Cucu Krg Sanro Bone (turunan ketiga). I Magguliga Dg Matinring Karaenta Kaballokang Barombong putera dari I Mattonrokang Dg Ngitung Karaeng Manjapahit (Tumilalang Toa). I Mattonrokang Dg Ngitung bersaudara dengan I Mallingkaang Dg Manyonri (Raja Gowa ke 33). Hasil perkawinan I Mallingkaang Dg Manyonri dengan I St.Habiba Dg Nisanga melahirkan putera " I MALLULUANG DG PALALLO". I Malluluang Dg Pala

Tata Cara Perkawinan Adat Makassar

 Tata cara upacara adat Makassar dalam acara perkawinan sejatinya memiliki beberapa proses atau tahapan upacara adat, antara lain: 1.    A’jangang-jangang  Dalam tahapan ini keluarga calon mempelai laki-laki melakukan penyelidikan secara diam-diam untuk mengetahui latar belakang dan keadaan pihak calon mempelai wanita. 2.    Assuro  atau melamar. Tahap kedua adalah assuro yaitu acara pinangan atau lamaran. Dalam cara ini  secara resmi pihak calon mempelai pria menyatakan keinginannya kepada calon mempelai wanita. Di jaman dahulu, proses lamaran ini membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan melalui  beberapa fase sebelum mencapai kesepakatan. Proses lamaran ini membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan melalui  beberapa fase sebelum mencapai kesepakatan 3.    A’pa’nassa atau menentukan hari.  Selanjutnya setelah acara pinangan, dilakukan appa'nassa yaitu kedua belah pihak keluarga menentukan hari pernikahan. Dalam fase ini, juga diputuskan mengenai besarnya uang belanja yang harus disia

Lambang Kabupaten GOWA

Gambar
  Dasar lambang warna putih melambangkan tanda suci dengan itikad yang luhur untuk mencapai cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk bingkai persegi lima warna hitam adalah melambangkan Pancasila Dasar dan Falsafah Negara Republik Indonesia. Buah padi berwarna kuning emas dan buah kapas berwarna putih melingkari bingkai persegi lima, perlambang kemakmuran. Bagian depan terdapat tangga berwarna hitam bertuliskan Gowa dengan huruf latin warna putih menghubungkan buah padi dan kapas, perlambang Gowa siap melaksanakan pembangunan yang bertahap. Depan benteng nampak terpancang dua buah meriam warna merah, dimukanya bertengger seekor ayam jantan berwarna putih berjengger merah sedang berkokok, perlambang kepahlawanan nasional Sultan Hasanuddin yang berasal dari Gowa. Di tengah-tengah berdiri sebatang pohon lontar, berwarna hitam, buah sembilan biji berwarna merah, perlambang kebudayaan Gowa sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Latar

Balla'

 Dalam bahasa Makassar, rumah disebut Balla. Rumah khas Makassar berbentuk rumah panggung yang tingginya sekitar 3 meter dari tanah. Disanggah oleh tiang-tiang dari kayu yang berjejer rapih. Rumah atau balla berbentuk segi empat dengan lima tiang penyangga ke arah belakang dan 5 tiang penyangga ke arah samping. Untuk rumah milik bangsawan yang biasanya lebih besar, jumlah tiang penyangganya berjumlah lima ke samping dan enam atau lebih ke arah belakang. Atap rumah adat Makassar berbentuk pelana, bersudut lancip dan menghadap ke bawah. Biasanya bahannya terdiri dari nipah, rumbia, bambu, alang-alang. ijuk atau sirap. Jaman sekarang bahan penutup atapnya sudah lebih modern tentu saja. Bagian depan dan belakang puncak atap rumah yang berbatasan dengan dinding dan berbentuk segitiga disebut timbaksela. Dari timbaksela ini bisa dikenali derajat kebangsawanan pemiliknya. Timbaksela yang tidak bersusun menandakan pemiliknya adalah orang biasa, bila bersusun tiga ke atas menunjukkan pemiliknya