Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Tata Cara Perkawinan Adat Makassar

 Tata cara upacara adat Makassar dalam acara perkawinan sejatinya memiliki beberapa proses atau tahapan upacara adat, antara lain: 1.    A’jangang-jangang  Dalam tahapan ini keluarga calon mempelai laki-laki melakukan penyelidikan secara diam-diam untuk mengetahui latar belakang dan keadaan pihak calon mempelai wanita. 2.    Assuro  atau melamar. Tahap kedua adalah assuro yaitu acara pinangan atau lamaran. Dalam cara ini  secara resmi pihak calon mempelai pria menyatakan keinginannya kepada calon mempelai wanita. Di jaman dahulu, proses lamaran ini membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan melalui  beberapa fase sebelum mencapai kesepakatan. Proses lamaran ini membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan melalui  beberapa fase sebelum mencapai kesepakatan 3.    A’pa’nassa atau menentukan hari.  Selanjutnya setelah acara pinangan, dilakukan appa'nassa yaitu kedua belah pihak keluarga menentukan hari pernikahan. Dalam fase ini, juga diputuskan mengenai besarnya uang belanja yang harus disia

Lambang Kabupaten GOWA

Gambar
  Dasar lambang warna putih melambangkan tanda suci dengan itikad yang luhur untuk mencapai cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk bingkai persegi lima warna hitam adalah melambangkan Pancasila Dasar dan Falsafah Negara Republik Indonesia. Buah padi berwarna kuning emas dan buah kapas berwarna putih melingkari bingkai persegi lima, perlambang kemakmuran. Bagian depan terdapat tangga berwarna hitam bertuliskan Gowa dengan huruf latin warna putih menghubungkan buah padi dan kapas, perlambang Gowa siap melaksanakan pembangunan yang bertahap. Depan benteng nampak terpancang dua buah meriam warna merah, dimukanya bertengger seekor ayam jantan berwarna putih berjengger merah sedang berkokok, perlambang kepahlawanan nasional Sultan Hasanuddin yang berasal dari Gowa. Di tengah-tengah berdiri sebatang pohon lontar, berwarna hitam, buah sembilan biji berwarna merah, perlambang kebudayaan Gowa sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Latar

Balla'

 Dalam bahasa Makassar, rumah disebut Balla. Rumah khas Makassar berbentuk rumah panggung yang tingginya sekitar 3 meter dari tanah. Disanggah oleh tiang-tiang dari kayu yang berjejer rapih. Rumah atau balla berbentuk segi empat dengan lima tiang penyangga ke arah belakang dan 5 tiang penyangga ke arah samping. Untuk rumah milik bangsawan yang biasanya lebih besar, jumlah tiang penyangganya berjumlah lima ke samping dan enam atau lebih ke arah belakang. Atap rumah adat Makassar berbentuk pelana, bersudut lancip dan menghadap ke bawah. Biasanya bahannya terdiri dari nipah, rumbia, bambu, alang-alang. ijuk atau sirap. Jaman sekarang bahan penutup atapnya sudah lebih modern tentu saja. Bagian depan dan belakang puncak atap rumah yang berbatasan dengan dinding dan berbentuk segitiga disebut timbaksela. Dari timbaksela ini bisa dikenali derajat kebangsawanan pemiliknya. Timbaksela yang tidak bersusun menandakan pemiliknya adalah orang biasa, bila bersusun tiga ke atas menunjukkan pemiliknya

SUKU MAKASSAR

1.    Rumah Adat  Makassar   Rumah atau balla berbentuk segi empat dengan lima tiang penyangga ke arah belakang dan 5 tiang penyangga ke arah samping. Untuk rumah milik bangsawan yang biasanya lebih besar, jumlah tiang penyangganya berjumlah lima ke samping dan enam atau lebih ke arah belakang. Atap rumah adat Makassar berbentuk pelana, bersudut lancip dan menghadap ke bawah. Biasanya bahannya terdiri dari nipah, rumbia, bambu, alang-alang. ijuk atau sirap. Jaman sekarang bahan penutup atapnya sudah lebih modern tentu saja. Bagian depan dan belakang puncak atap rumah yang berbatasan dengan dinding dan berbentuk segitiga disebut timbaksela. Dari timbaksela ini bisa dikenali derajat kebangsawanan pemiliknya.   2.    Pakaian Adat Makassar Pakaian Adat Makassar adalah Implementasi dari perpaduan dari nilai SIRI sileo pangngali (Harga diri dan Kehormatan) yang melahirkan nilai Sipakatau (Saling Menghargai) dalam realitas empiris masyarakat etnis Makassar. banyak simbol-simbol makna yang mel

Paruntu' kana

  1. Tena nalari tamparanga      ᨈᨙᨊ ᨊᨒᨑᨗ ᨈᨄᨑᨂ Terjemah   : “laut tidak akan lari” Makna         : tidak perlu tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu, harus tenang namun mantap. 2. Teako nararangi allo mange jama-jamannu     ᨈᨙᨕᨀᨚ ᨊᨑᨑᨂᨗ ᨕᨒᨚ ᨆᨂᨙ ᨍᨆ ᨍᨆᨊᨘ Terjemah   : “janganlah kesiangan ke tempat kerja" Makna         : Orang yang bangun kesiangan akan tidak mendapatkan rezeki 3. Kamai jeknek ri lekok paccok     ᨀᨆᨕᨗ ᨍᨙᨊᨙ ᨑᨗ ᨒᨙᨀᨚ ᨄᨌᨚ Terjemah   : “bagaikan air di daun talas” Makna         : kedudukannya goyah. 4. Kualleangi tallanga na toalia     ᨀᨘᨕᨒᨙᨕᨂᨗ ᨈᨒᨂ ᨊ ᨈᨚᨕᨒᨗᨕ Terjemah   : “lebih baik tenggelam daripada surut kembali” Makna         : pantang mundur dari perjuangan sebelum mencapai cita-cita. 5. Kamai caccak naipika pallanga lompo     ᨀᨆᨕᨗ ᨌᨌ ᨊᨕᨗᨄᨗᨀ ᨄᨒᨂ ᨒᨚᨄᨚ Terjemah   : “bagaikan cecak yang terjepit balok besar” Makna         : seseorang yang tak dapat bergerak/berbuat apa-apa atau menyangkal semua tuduhan yang telah dipaparkan buktinya; orang yag tak mampu bicara karena ket

Kerjaan Gowa

   SEJARAH SULAWESI : Ternyata Kerajaan Ini Jauh Lebih Besar Daripada Kerajaan Majapahit Dan Sriwijaya Sejak kita duduk dibangku Sekolah dasar dan mulai mengenal pelajaran sejarah, perlahan-lahan kita mulai mengerti bahwa Bangsa Indonesia dulunya terdiri dari berbagai Kerajaan dan diantara Kerajaan yang pernah ada di Nusantara ada 2 Kerajaan yang paling Beken yaitu, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. menurut buku sejarah yang selalu kita baca, hanya 2 kerajaan ini yang paling besar di antara kerajaan-kerajaan yang pernah ada di wilayah indonesia. hingga pada suatu ketika, tepatnya ketika kita duduk dibangku SMA, kita lagi-lagi menemukan teori ini, Yaitu 2 Kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara (Sriwijaya dan Majapahit), pada saat itu kita mungkin menayakan kepada Guru sejarah mengenai kebenaran sejarah ini, Mengapa hanya Sriwijaya dan Majapahit yang ditulis dalam buku-buku sejarah sebagai Kerajaan Besar, bagaimana dengan Kerajaan lain yang ada di Nusantara, Kerajaan Gow